Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat datang Bulan Desember 2014. Baiklah, setelah beberapa hari kemarin males buat postingan, cuma lirik lagu lagi mulu postingannya hehehe. Sambil mendengarkan Musik Rock Gong 2000 Kaki Tangan Setan biar tambah semangat postingan sekarang tentang Manfaat dan Khasiat dari Singkong. Beberapa waktu yang lalu saya juga pernah posting tentang Singkong dari Kebun Rumahku. Nah, sekarang lanjutannya hehehe. Singkong atau Ubi Kayu atau Ketela Pohon atau dalam bahasa latin di kenal dengan nama Manihot Esculenta termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah).
Manihot Esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Singkong berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi bekas pangkal tangkai daun singkong. Bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Biasanya pohon singkong mencapai ketinggian 1 sampai 4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Daun Singkong memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3 sampai 8 lembar. Tangkai daun Singkong tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu seringkali disebut sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono. Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852.
Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tapi ditanam besar-besaran di bagian lain. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka. Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung. Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik-pabrik pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tapioka. Seperti dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9% produksi tapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil dan furniture.
Singkong dalam Bahasa Jawa Barat di sebut "SAMPEU" kalau dalam Bahasa Jawa "Telo, Pohung". Nama "UBI KAYU" dan "KETELA POHON" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "Ketela" secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis "Castilla" (dibaca "Kastiya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol). Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun. Singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung Singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi. Kadang ada yang dibuat Keripik Singkong, Tape (dalam bahasa Sunda di sebut "Peuyeum").
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi :
- Kalori 121 kal
- Air 62,50 gram
- Fosfor 40,00 gram
- Karbohidrat 34,00 gram
- Kalsium 33,00 miligram
- Vitamin C 30,00 miligram
- Protein 1,20 gram
- Besi 0,70 miligram
- Lemak 0,30 gram
- Vitamin B1 0,01 miligram
Bagian dari Singkong yang berguna bagi kesehatan adalah daun, batang dan kulit batang serta Ubi nya. Konon khasiat dari Singkong antara lain dapat mengobati Rhematik, Demam, Sakit Kepala, Diare, Cacingan, Mata Kabur, Nafsu makan, Kutu air, Luka bernanah dan luka kena panas. Demikian postingan tentang Manfaat dan Khasiat dari Singkong. Semoga bermanfaat. Kalau ada kesalahan maupun kekurangan dalam penyajiannya mohon maaf.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Di Rangkum Dari Berbagai Sumber