Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan berasal dari kata Tuhan Pencipta Seluruh Alam. Yang Maha Esa, berarti Yang Maha Tunggal, tiada sekutu dalam Dzat-Nya, Sifat-Nya, dan perbuatan-Nya. Dzat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat yang banyak lalu menjadi satu, SifatNya adalah sempurna dan perbuatanNya tiada dapat disamai oleh siapapun/apapun. Tiada yang menyamai Tuhan, Dia Esa. Jadi Ketuhanan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta. Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa itu bukanlah suatu Dogma atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika. Atas keyakinan yang demikian maka Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Negara memberi Jaminan sesuai dengan keyakinan dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya masing-masing. Bagi kita dan yang ada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti-Ketuhanan Yang Maha Esa dan anti-keagamaan.
Dengan lain perkataan, di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak boleh ada faham yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan (ateisme), dan yang seharusnya ada ialah Ketuhanan Yang Maha Esa dengan toleransi terhadap kebebasan memeluk agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Sebagai Sila Pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan mencari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, Penggalangan Persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat penuh yang bersifat Kerakyatan dan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan guna mewujudkan Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Hakekat Pembahasan di atas sesuai dengan :
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi antara lain :" atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa ........................". Pasal 29 UUD 1945 : 1). Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaannya itu. Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
- Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
- Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR No. I / MPR / 2003 dengan 45 butir Pancasila, yaitu :
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Next Baca : SILA KE 2 KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB